ALLAH TUHAN
Di beberapa jaringan situs dipersoalkan masalah
nama Allah dan apa bedanya dengan nama Tuhan, dan bagaimana dengan variasinya
dalam Alkitab terjemahan bahasa Indonesia (LAI-TB) yang menyebut misalnya TUHAN
(semua huruf besar) dan ALLAH (semua huruf besar), dan apakah nama-nama itu
'nama diri' atau sekedar 'nama generik' (sebutan/gelar/jabatan)? Dan bagaimana
pula dengan Kitab Suci 2000 yang cukup kontroversial itu? Berikut sekedar diskusi
mengenai hal itu:
NAMA-NAMA ALLAH
Dalam Alkitab Perjanjian Lama (Tanakh = taurat, nebiim, khetubim) yang
ditulis aslinya dalam bahasa Ibrani kita menjumpai ada beberapa nama yang
ditujukan kepada Allah, yaitu yang dini adalah El/Elohim/Eloah dan kemudian
Yahweh dan Adonai. 'El' biasa untuk menyebut nama diri (proper name) maupun nama sebutan/gelar/jabatan (generic appelative) tetapi umumnya digunakan untuk menyebut nama diri Allah yang Mahatinggi (El Elyon) dan kemudian untuk menyebut Allah
'Elohim' banyak terdapat dalam PL dengan pengertian sama dengan El yaitu baik sebagai 'nama diri' maupun 'generik' tetapi umumnya digunakan dalam bentuk jamak di samping tunggal. Nama 'Elohim' menekankan Tuhan yang mutlak atas ciptaan dan sejarah, dan juga biasa digunakan untuk menyebut Yahweh sebagai Elohim
'Eloah' adalah bentuk tunggal yang sama dengan Elohim'. Baik El, Elohim & Eloah mempunyai pengertian yang sama sekalipun ada juga perbedaannya dalam penggunaan tertentu.
'YHWH' (biasa dibaca Yahweh) terdiri dari 4 huruf konsonan yang disebut 'tetragrammaton'. Nama ini khusus untuk menyebut 'nama diri' Yahweh. Tetapi perlu diketahui bahwa nama ini baru dinyatakan kepada Musa tetapi belum kepada Abraham, Ishak dan Yakub (Kel.6:1-2). Dalam perkembangan naskah-naskah kuno terlihat bahwa agar nama ini tidak menjadi monopoli
'ADONAI' sebenarnya berarti nama panggilan untuk menghormati seseorang (= Tuan), dan juga untuk menunjuk pada 'Tuhan' Yahweh (Yahweh, Adonai) (Yos.3:13;Maz.97:5). Dalam Alkitab Adonai dikaitkan sebagai kata depan Yahweh (Adonai Yahweh) dimana lebih dari dua pertiganya ada di kitab Yehezkiel. Adakalanya Adonai juga digunakan sebagai pengganti nama 'Yahweh' (Yes.6:1,8; Mik.4:13; Zak.4:14;6:5).
Penggunaan 'El' sebagai nama diri dan nama generik bersama-sama lebih banyak terjadi pada awal sejarah
TERJEMAHAN
Berbeda dengan anggapan bahwa nama Allah tidak boleh diterjemahkan, kenyataannya, nama-nama itu diterjemahkan secara resmi. Ketika bahasa Ibrani menjadi bahasa mati (tidak digunakan sebagai bahasa percakapan tetapi sebagai bahasa tulisan kitab suci) pada zaman Ezra (abad IV/V-BC) bahasa Aram menggantikan bahasa Ibrani, dan asbad-abad berikutnya (abad IV-BC) kerajaan Yunani menguasai sekitar Laut Tengah dan secara resmi atas permintaan Ptolomeus Philadelphus di Iskandariah, pada abad III-BC, Imam Besar Bait Allah Eliezer di Yerusalem menyuruh 72 tua-tua Israel untuk menterjemahkan Tanakh ke bahasa Yunani atas permintaan Ptolomeus Philadelphus dan terjemahan ini disebut 'Septuaginta'. Dalam LXX ini nama El/Elohim/Eloah diterjemahkan sebagai 'Theos' sedangkan nama 'Yahweh' dan 'Adonai' diterjemahkan sebagai 'Kurios'. Kedua terjemahan itu kemudian dipakai dalam penulisan naskah asli Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani Koine.
Menarik sekali bahwa ketika Yesus sendiri berseru di kayu salib ia menterjemahkan kata 'El' dalam bahasa Ibrani itu menjadi 'Eloi' dalam bahasa
Dari sejarah bahasa Ibrani, kita mengetahui bahwa nama 'El' itu berkembang di rumpun Semit Timur dan Akkadian Kuno sebagai 'il, ilu, ilum' dan di Amorit dan Arab Utara berkembang menjadi 'ila/ilah'. Jadi penggunaan nama Allah (al-ilah, bahasa Arab) adalah sama menunjuk pada El (bahasa Ibrani), Eloi (bahasa
Kita melihat bahwa di hari Pentakosta, Roh Kudus sendiri mengurapi para Rasul sehingga mereka dapat menterjemahkan firman ke dalam bahasa-bahasa lain termasuk Arab. Sudah sejak awal orang Arab keturunan Ismael (kaum Hunafa) menggunakan nama itu untuk menunjuk pada 'El' monotheisme Abraham sebelum penggunaannya merosot pada zaman jahiliah menjadi nama 'dewa berhala', demikian juga orang Kristen pra Islam baik di Arab maupun di Siria masing-masing menggunakan nama 'Allah' dan 'Alloho/Allaha'. Sejak awalnya, Alkitab terjemahan dalam bahasa Arab menggunakan nama Allah dan saat ini 4 versi Alkitab dalam bahasa Arab yang ada semuanya menggunakan nama 'Allah'.
Ketika Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka nama Allah (Arab) yang sudah menjadi kosa kata bahasa Melayu (Islam merakyat di
Perlu diketahui bahwa bahasa tulisan Ibrani baru muncul pada abad X-BC, tetapi sebagai bahasa percakapan an tulisan sesudah pembuangan banyak dipengaruhi bahasa Aram (abad VI-IV-BC), dan sekitar Yesus hidup dipengaruhi bahasa Aram, Latin dan Yunani (Misnah, IV-BC s/d AD-VI, dan kemudian pada masa Rabinic (Abad AD-VI-XIX) bahasa Ibrani dipengaruhi bahasa Arab sebelum pada abad ke-XIX-XX menjadi bahasa Ibrani Modern yang digunakan dalam percakapan aktif dalam rangka kembalinya nasionalisme Yahudi (Zionisme).
Mengenal
tuhan adalah pelajaran pertama yang seharusnya diajarkan oleh setiap orang tua
kepada anaknya, karena mengenal tuhan
dengan segala sifat yang menyertainya merupakan seutama-utamanya kelurusan
tauhid yang harus dipahami dan diyakini oleh setiap manusia yang memilki rasa
dan akal budi
Nah sekarang, jika kamu
ditanya : Siapakah
Tuhanmu ?. Maka, Katakanlah bahwa Tuhanku adalah Allah,
Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang menjadi sebab dari sekalian sebab dan Tuhan
tempat bengantung segala sesuatu. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
Tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.
Itulah Allah, Tuhan, yang tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Dia
Tuhan yang tidak pernah tidur, kekal selama-lamanya dan terus menerus mengurus
hambanya. Tidak mengantuk lagi pula tidak pernah tidur. Dia yang memiliki
apa-apa yang ada di bumi dan apa-apa yang berada di langit. Sesungguhnya
Tuhanmu adalah Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.
Jawaban tersebut
tentunya bukan hanya sekedar jawaban yang terlahir dari lisan saja, tetapi merupakan ungkapan hati yang mengandung konsekuensi taat, tunduk
dan patuh atas semua perintah yang telah diperintahkan-Nya,
baik itu perintah untuk meninggalkan segala sesuatu ataupun perintah untuk
mengerjakannya atau secara umum dikatakan, menghentikan semua larangan-Nya dan
mengerjakan semua perintah-nya tanpa
sebab yang lain selain dari sebab karena Dia. Itulah keyakinan tauhid yang benar lagi lurus.
Lebih jauh, sesungguhnya
Asal dari kata “ Allah “ adalah kata “ al-Ilah “ yang berarti
sesuatu yang disembah oleh sesuatu yang rendah dihadapanNya maka itu dikatakan
dengan Ilah dengan bentuk pluralnya Alihah yang berarti tuhan-tuhan
Orang-orang
kafir menamakan tuhan-tuhan mereka dengan Alihah karena menurut keyakinan
mereka berhala-berhala
dan patung-patung itu adalah tuhan-tuhan mereka dan tuhan-tuhan itu berhak
untuk disembah, sehingga penamaan Alihah bukan berasal dari makna yang
dikandung nama tersebut tapi lebih berdasarkan keyakinan waktu itu. Ibnu Atsir
menyatakan bahwa nama Ilah diambil dari kata Alihah. Jadi kata Ilah berarti sesuatu yang dianggap tuhan atau
yang dipertuhankan
Pemakaian
kata Allah sebagai nama bagi Tuhan SWT Yang Maha Esa dalam kosep pemahaman hukum islam bukan pemberian makhluk
yang menyembahNya, tetapi merupakan sebutan
sendiri oleh Tuhan tentang diriNya, Tidak ada satu makhluk pun
di dunia ini yang berhak memberikan nama untuk Tuhan SWT. Allah telah memperkenalkan diriNya
sendiri dengan nama yang dipilihNya sendiri melalui ayat-ayat
tauhid yang dimuat dalam isi kandungan Al-Quran dan Hadist Rasulullah Muhammad
SAW yang dapat dilihat pada kajian-kajian berikutnya.
Berdasarkan
pendapat-pendapat diatas dan berapa pendapat-pendapat lain yang terkenal dapat
disimpulkan bahwa kata
Allah yang dipakai sebagai nama oleh Tuhan SWT merupakan kata serapan
dan segala sesuatu yang disembah selain dari pada Allah, termasuk
dalam berdoa meminta pertolongan dan menjadi sebab segala sesuatu, maka ia
telah dianggap sebagai tuhan. Tuhan yang disembah.
Dalam Kajian ini
dinyatakan bahwa sembahan-sembahan
itu tidak benar dan sesat, kecuali sembahan-sebahan itu adalah Allah
yang merupakan Tuhan Yang Maha Esa, tuhan yang telah menciptakan semua makhluk
dan tuhan bagi semua makhluk yang gaib ataupun yang nyata, sebagaimana yang
telah dimaklumi oleh
bangsa Arab dalam pengucapan mereka dan dalam Al-Quran yang
diturunkan dalam
bahasa arab yang mudah dimengerti dan difahami semua manusia
yang mau mempelajarinya.
Jadi setelah kita
melakukan kajian dalam konsep yang lain, teranglah bagi kita bahwa ternyata Allah bukanlah Tuhan yang
sesungguhnya. Allah adalah sebuah nama yang agung yang dipakai
oleh Tuhan SWT untuk memperkenalkan diri-Nya sendiri kepada hamba-Nya. Dan ketika Allah menjadi menjadi Tuhan,
maka kepada-Nya teruntuk segala sembah. [ Kajian Hakikat Tauhid ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar